Aluminium Foil Dan Penggunaanya
Aluminium terbuat dari bauksit (Bauxite), sejenis endapan biji besi yang mengandung Aluminium Oxide (alumina) dan Silikat (silicates). Bauksit kebanyakan berasal dari Amerika bagian Utara, Australia dan Eropa bagian Utara. Empat kilogram Bauksit dapat digunakan untuk memproduksi sekitar 2 (dua) kilogram Aluminium Oxide (alumina), dengan konsumsi sekitar 8 (delapan) kilowatt listrik, dapat menghasilkan 1 (satu) kilogram aluminium murni atau aluminium alloy. Aluminium murni (alloy) sangat lembut, bersih, berwarna putih agak keperakan (silvery white), dan perbandingannya dengan Logam ringan itu sekitar satu sampai tiga kali dari berat baja.
Aluminium adalah sejenis logam yang setelah melalui beberapa proses, disusun menjadi lembaran tipis dengan ketebalan kurang dari 0,2 mm, di Amerika 8 mils. Lembaran aluminium dengan ketebalan kurang dari 150 micron dinamakan foil. Aluminium foil adalah lapisan dari “alloy” yang mengandung 99.4 % aluminium. Aluminium foil dibuat dalam berbagai bentuk tergantung penggunaan atau hasil akhirnya. Aluminium foil bersifat rapuh dan kadang–kadang dijadikan laminasi plastik atau kertas untuk membuatnya lebih berguna.
Beberapa sifat istimewa aluminium foil antara lain: lentur, fleksibel, mudah dibentuk sesuai fungsi kemasan, menarik perhatian pembeli, kedap udara, air dan lemak, bersih (hygiene), tidak beracun, tidak mempengaruhi rasa dan bau, dan bersifat membungkus objek atau produk. Aluminium foil juga merupakan penghantar panas yang baik untuk energi listrik dan penghangat ruangan.
Adapun kekurangannya adalah dapat rusak karena pengaruh asam, garam dapur dan logam berat. Sebenarnya aluminium foil tahan terhadap pengaruh berbagai bahan kimia, tergantung dari campuran spesifik atau agent kimia yang terkandung di dalamnya dan kontak langsung dengan aluminium foil tersebut.
Aluminium foil menggantikan fungsi kertas timah sejak pertengahan abad ke-20, karena kertas timah kurang fleksibel untuk dibentuk dan cenderung memberikan sedikit rasa timah pada produk yang dikemasnya, khususnya sebagai pembungkus bahan makanan.
Meskipun demikian, saat ini pada umumnya masyarakat masih menggunakan istilah kertas timah untuk menyebut aluminium foil.
PENGGUNAAN ALUMINIUM FOIL
Aluminium foil pertama kali digunakan pada tahun 1910 sebagai pembungkus tanaman. Penggunaan aluminium foil untuk pembungkus makanan pertama kali dilakukan di Amerika Serikat tahun 1913, yaitu untuk membungkus permen dan permen karet.